BANDA ACEH- Aparat Polres Bireun membongkar sebuah jaringan prostitusi yang melibatkan remaja berusia belasan tahun.
Enam
orang tersangka terdiri dari lima perempuan yang diduga sebagai
mucikari, penghubung dan penyedia tempat. Mereka berinisial Mas (36),
Rau (21), D (18), Ri (18), dan Ar (30). Selain itu, seorang pria
berinisial AU (62) sebagai pengguna jasa turut dibawa. Semua tersangka
berasal dari Bireun.
"Kami masih melakukan pemeriksaan tentang
kegiatan-kegiatan mereka. Sejauh ini baru enam yang kita tetapkan
sebagai tersangka, satu di antaranya pengguna," kata Kapolres Bireun
AKBP Yuri Karsono saat dihubungi Okezone, Selasa (5/2/2013).
Jaringan
ini dibongkar setelah polisi mendapatkan informasi dari masyarakat
kemudian dilakukan investigasi. Kegiatan prostitusi itu sendiri sudah
berlangsung sejak beberapa bulan. Petugas yang menyamar sebagai
pelanggan, berhasil menciduk tersangka sejak lima hari lalu di lokasi
berbeda-beda.
"Tersangkanya rata-rata perempuan yang tidak punya
pekerjaan tetap. Ada yang ibu rumah tangga. Kalau ditanya kenapa,
pengakuan mereka ya karena faktor ekonomi," ujar Yuri.
Dalam
menjalankan aksinya, para tersangka merekrut remaja putri yang duduk
dibangku SMP dan SMA. Para korban yang berasal dari Kabupaten Bireun itu
dipekerjakan sebagai pelayan nafsu pelanggan, dengan iming-iming uang
dan kemudahan fasilitas lainnya.
Sang germo menawarkan jasa seks
kepada pelanggan yang diistilahkan dengan mister bro, dengan
memperlihatkan foto-foto korban. Tarif sekali kencan ditetapkan Rp200
ribu hingga 300 ribu. Mereka sering menggunakan warung kopi sebagai
tempat transaksi atau melalui SMS.
Jika mencapai kesepakatan,
korban dihubungi kemudian diantar oleh tersangka lain kepada pria hidung
belang. Lokasi yang sering dijadikan tempat 'eksekusi' adalah hotel dan
sebuah rumah milik seorang tersangka di Pulo Kiton, Kota Bireun. Khusus
di rumah itu, sang penyedia kamar mendapat Rp100 ribu untuk sekali
pakai.
Yuri mengungkapkan, para pria hidung belang yang memakai
jasa korban terdiri dari berbagai kalangan, baik yang berasal dari
Bireun maupun luar Bireun.
Bireun merupakan salah satu kota yang
berkembang pesat di Aceh. Letaknya yang strategis di lintasan timur dan
menjadi penghubung antara Banda Aceh, Lhokseumawe, dan juga dataran
tinggi Gayo membuat Bireun selalu ramai.
Yuri menyebutkan,
sejauh ini baru delapan remaja yang sudah terdeteksi sebagai korban dari
perbuatan para tersangka. Namun tak tertutup kemungkinan akan ada
penambahan.
"Kalau mereka (tersangka) ini terbukti menggunakan
anak-anak di bawah umur akan kita jerat dengan Undang-Undang
perlindungan anak. Ini kejahatan terhadap anak di bawah umur," sebutnya.
(kem)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Budayakan komentar yang baik & santun. Terima kasih atas partisipasi dari Anda yang menanggapi postingan ini ☺