Selasa, 05 Februari 2013
Polisi Bongkar Bisnis Seks
BIREUEN – Polres Bireuen membongkar jaringan perdagangan manusia (traficking) berskala lokal untuk bisnis seks (prostitusi) dengan korban anak-anak usia SMP dan SMA. Enam tersangka--semuanya warga Bireuen--yang berperan sebagai pencari mangsa, pengantar, pemakai, dan penyedia tempat ditangkap.
Kapolres Bireuen, AKBP Yuri Karsono SIK melalui Kasat Reskrim Iptu Benny Cahyadi SH kepada Serambi, Senin (4/2) mengatakan, kasus traficking berskala lokal untuk tujuan prostitusi itu dibongkar tiga hari lalu setelah polisi mengumpulkan berbagai informasi sejak tiga bulan lalu. “Kejahatan tersebut melibatkan satu jaringan yang sangat rapi,” kata Kasat Reskrim Polres Bireuen.
Menurut Iptu Benny, penyelidikan kasus itu berawal dari informasi penjualan anak-anak perempuan usia SMP dan SMA kepada peminat melalui sebuah jaringan yang sangat terkoordinir. Berangkat dari informasi itu, Kapolres Bireuen membentuk tim lapangan dan bekerja sejak tiga bulan lalu. “Akhirnya, bisnis penjualan manusia untuk prostitusi itu berhasil dibongkar,” kata Benny.
Menurut polisi, pelaku traficking mencari anak-anak usia SMP dan SMA dengan berbagai cara yang umumnya diiming-iming dengan berbagai fasilitas menggiurkan.
Agen penyedia memanggil anak-anak yang sudah terperangkap dalam jaringan itu untuk negosiasi harga, termasuk berbagai informasi lainnya. Setelah ada kesepakatan, ada orang yang menjemput dan mengantar kemana saja, sesuai dengan pesanan.
Modus lain, menurut Kasat Reskrim Polres Bireuen, setelah anak-anak dikumpulkan, agen mengirim foto korban kepada peminat. Setelah tercapai kata sepakat, termasuk siapa yang dipilih, pesanan diantar. “Lokasi pertemuan atau tempat mesum di salah satu rumah di kawasan Pulo Kiton, dan di salah satu hotel di Bireuen. Transaksi dan antar mengantar umumnya berlangsung siang hari,” kata Benny.
Korban traficking untuk bisnis prostitusi, menurut polisi setidaknya sudah berjumlah delapan orang dari kalangan ana-anak perempuan usia SMP dan SMA. “Kita akan usut tuntas kasus ini,” demikian Kasat Reskrim Polres Bireuen.(yus)
Kisah Mister Bro dan Janda Pulo Kiton
BISNIS perdagangan manusia (traficking) untuk prostitusi yang terungkap di Bireuen mencengangkan banyak kalangan. Banyak pihak yang sepertinya sulit percaya bisnis itu ada di Kabupaten Bireuen dan semua pelakunya warga setempat.
Menurut penyelidikan polisi, ternyata anak-anak yang masuk dalam perangkap bisnis tersebut dihargai antara Rp 250.000 hingga Rp 300.000 sekali ‘pakai’ (short time). Pemakai anak-anak usia SMP dan SMA itu dikenal dengan panggulan Mister Bro.
Pertemuan awal bisa di mana saja, ada di warung atau café dan bisa juga di salon. Sedangkan lokasi bermesumria, di sebuah rumah di Pulo Kiton dan sebuah hotel di Bireuen.
Bisnis tersebut, menurut Kasat Reskrim Polres Bireuen sudah berlangsung sejak empat bulan lalu. Mereka yang ditangkap sebanyak enam orang sudah mengakui perbuatan tersebut. Di antara tersangka ada yang sebelumnya korban dan kemudian menjadi penghubung.
Hingga Senin (4/2) ada enam tersangka yang sdah diringkus polisi, terdiri lima wanita dan seorang pria berumur 60 tahun, akrab dipanggil Mister Bro selaku pengguna. Keenam tersangka ditangkap secara berturut-turut di lokasi terpisah.
Pihak korban, menurut polisi sudah dimintai keterangan. Ada yang mengaku dipaksa dan ada ada pula yang diiming-iming dengan berbagai fasilitas termasuk kemudahan mendapatkan uang.
Informasi lain menyebutkan, kasus itu juga melibatkan seorang perempuan berstatus janda, warga Pulo Kiton, Kota Juang Bireuen berinisial Asr (30). Asr kepada Serambi, Senin (4/2) mengaku rumah orang tuanya sering dijadikan tempat berbuat mesum. Ia memperoleh imbalan Rp 100.000 sekali pakai tempat. Peminat atau pengguna yang sudah memesan langsung ke rumahnya. Tak lama kemudian muncul wanita yang umumnya anak di bawah umur.
Ars ditangkap beberapa hari lalu di rumahnya. Ketika ditanyakan sejak kapan ia terlibat dalam bisnis itu, Asr mengaku sejak beberapa bulan lalu namun sejak dua bulan terakhir sudah tidak lagi.
Pengakuan juga disampaikan Mister Bro, selaku pengguna dalam bisnis tersebut. Mister Bro membenarkan ia juga pernah ke rumah Asr di Pulo Kiton.(yus)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Budayakan komentar yang baik & santun. Terima kasih atas partisipasi dari Anda yang menanggapi postingan ini ☺