Selamat datang di situs u-Lima Lima Kosong Blog! *Selamat hari Sabtu, selamat berakhir pekan!* -Rachmat Yuliardi- *Pahlawan itu kamu yang produktif berkarya dan optimis melihat masa depan* -Rachmat Yuliardi- *Menularkan kebiasaan baik itu mudah, yuk ajak keluarga kamu untuk beralih ke pasta gigi Systema Nano!* -Rachmat Yuliardi- *Menggunakan obat kumur membantu menghilangkan bakteri berbahaya dari mulut serta membantu mencegah pembentukan plak* -- *Rachmat Yuliardi: Latihan Fisik Penting Untuk Menjaga Konsentrasi*

Total Pengunjung

Selasa, 05 Februari 2013

Warga Minta Pemkab Keruk Krueng Surin

BIREUEN - Warga Simpang Mamplam dan Pandrah, Bireuen meminta Pemkab setempat untuk mengeruk Krueng Surin di Kecamatan Simpang Mamplam. Pasalnya, akibat sudah sempit dan dangkalnya sungai itu, kawasan itu menjadi rawan banjir. Seperti banjir beberapa hari lalu, yang menyebabkan dua orang meninggal dunia terseret arus.

“Dulu, lebar sungai itu mencapai 20 meter. Tapi, sekarang hanya tinggal empat sampai enam meter. Kalau Krueng Surin belum dikeruk dan diperlebar, banjir di Simpang Mamplam dan Pandrah akan selalu terjadi,” kata H Muhammad Sy, aparat Desa Pulo Dapung, Simpang Mamplam, kemarin. Ia juga berharap Pemkab Bireuen menyediakan sampan untuk warga yang dapat digunakan saat banjir.

Kadis Pengairan, Pertambangan, dan Energi Bireuen, Ismunandar ST MT, kemarin, mengatakan, keinginan warga agar Krueng Surin harus dinormalisasi sudah dibahas pihaknya dengan tim teknis dan akan disampaikan ke bupati untuk diteruskan ke Banda Aceh. “Jadi, kami masyarakat bersabar. Bupati Bireuen sedang melakukan berbagai upaya untuk mengatasi banjir yang terjadi setiap tahun,” ujarnya.

Sementara itu, rumah berkontruksi kayu milik Baktiar (60), nelayan Desa Krueng Juli Barat, Kecamatan Kuala, Bireuen, terancam ambruk setelah diterjang ombak, Senin (4/2) dini hari WIB. Hal yang sama juga menimpa balai pertemuan nelayan dan toilet di TPI desa itu. Kondisi itu terjadi akibat abrasi yang makin meluas.

“Sekarang, kami tak bisa lagi menambatkan boat di TPI karena dermaga sudah dihantam ombak. Jadi, kami terpaksa menambatkan perahu atau boat di lahan kebun kelapa kosong yang berjarak sekitar 300 meter dari TPI,” kata M Daud (60), nelayan setempat. Karena itu, nelayan di kawasan itu berharap pemerintah segera membangun tanggul atau jetty penahan ombak di sepanjang pantai itu.(yus/c38)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Budayakan komentar yang baik & santun. Terima kasih atas partisipasi dari Anda yang menanggapi postingan ini ☺