Selamat datang di situs u-Lima Lima Kosong Blog! *Selamat hari Sabtu, selamat berakhir pekan!* -Rachmat Yuliardi- *Pahlawan itu kamu yang produktif berkarya dan optimis melihat masa depan* -Rachmat Yuliardi- *Menularkan kebiasaan baik itu mudah, yuk ajak keluarga kamu untuk beralih ke pasta gigi Systema Nano!* -Rachmat Yuliardi- *Menggunakan obat kumur membantu menghilangkan bakteri berbahaya dari mulut serta membantu mencegah pembentukan plak* -- *Rachmat Yuliardi: Latihan Fisik Penting Untuk Menjaga Konsentrasi*

Total Pengunjung

Senin, 04 Agustus 2014

Ganja Bisa Bantu Mengatasi Gangguan-gangguan Kesehatan Ini

 

Bukittinggi - Mendengar kata ganja tentunya kita akan berpikir itu merupakan barang terlarang. Memang benar ganja termasuk dengan barang narkotika.


Meski begitu ganja juga memiliki manfaat lain yang lebih berguna, terutama bagi dunia medis, asal penggunaannya berada di bawah pengawasan dokter dan pihak berwenang lainnya.

Memiliki banyak manfaat bagi dunia kesehatan tak berarti ganja tetap boleh dikonsumsi secara bebas. Seperti yang dirangkum, Jumat (1/8/2014), berikut beberapa manfaat ganja untuk mengatasi gangguan kesehatan.

 1. Mengurangi Efek Kemoterapi
  Minyak ganja dikatakan dapat meredakan efek samping dari kemoterapi. Selain itu, minyak ini juga telah dicoba oleh anak berumur 7 tahun, Mykayla Comstock, d Amerika Serikat. "Minyak ganja membuat nafsu makan saya bertambah dan bisa tidur. Kemoterapi membuatmu merasa seperti ingin terjaga sepanjang malam, tapi ganja membuat saya gembira dan senang," kata Mykayla.
Meski begitu, para dokter anak mengkhawatirkan kondisi Mykayla. Menurut para dokter, selama masih ada obat yang efektif untuk mengatasi efek kemoterapi, maka pemberian ganja pada anak lebih baik dihindari.


 2. Autisme Parah

Gejala autisme yang dikategorikan self destructive atau membahayakan dirinya sendiri dipercaya dapat disembuhkan dengan pengobatan ganja medis. Hal tersebut diterapkan kepada Alex (12 tahun) yang juga mengidap autisme kategori ini.

Sejak diberikan ganja medis, Alex menunjukkan perubahan perilaku menjadi lebih tenang. Rutin mengonsumsi ganja medis dalam bentuk cair sebanyak tiga kali seminggu, bocah ini mulai menunjukkan perilaku tenang.

Meski begitu, penggunaan ganja medis ini tetap ditentang oleh para dokter, terutama bagi anak-anak. Bagi sebagian negara penggunaan ganja, baik untuk keperluan medis, masih menjadi kontroversial.

3. Kejang-kejang

Sempat memiliki penyakit langka, Charlotte Figi, gadis kecil berusia 5 tahun ini harus mengalami kejang-kejang di setiap minggunya. Dua tahun kemudian, ia pun akhirnya sembuh total dari penyakitnya ini. Lalu apa yang menyebabkan ia sembuh dari penyakitnya ini?

Jawabannya adalah daun ganja. Tak hanya Charlotte saja, beberapa orang yang juga mengalami kejang-kejang, ikut beralih pada daun ganja. Seperti kejadian sebelumnya, para medis menyarankan untuk tidak terlalu sering memberikan daun ganja kepada anak-anak, karena dapat berakibat pada kecerdasan anak itu sendiri.

"Walaupun daun ganja bukanlah obat terlarang yang paling berbahaya yang ada di dunia, namun bukan berarti daun ganja tidak berdampak pada potensi ketergantungan dalam jangka panjang. Apalagi hal ini digunakan pada anak-anak," ujar Dr. Margaret Haney, Direktus Laboratorium Penelitian Marijuana di Universitas Columbia, New York.

 4. Sembuhkan Nyeri
Perusahaan farmasi asal Inggris, GW Pharmaceuticals, memiliki obat semprot yang dapat meredakan nyeri pada kanker. Obat ini memiliki bahan dasar dari tanaman ganja yang dibuat dengan mengekstrak senyawa tanaman asli.

"Tidak seperti obat-obatan seperti obat penghilang rasa sakit yang dapat menyebabkan kematian jika diminum terlalu banyak, pasien yang 'overdosis' semprotan ganja hanya berisiko kecil mengalami masalah kesehatan akut," kata Margaret Hanet, profesor klinis neurobiologi di Universitas Columbia.

Selain itu, obat ini telah disetujui oleh beberapa negara seperti, Inggris, Spanyol, Kanada, dan Selandia Baru. Meski begitu, penggunaan obat ini juga masih dibatasi untuk pasien tertentu. Pasien dengan nyeri kanker yang tidak disebabkan oleh kerusakan saraf tidak boleh diberi obat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Budayakan komentar yang baik & santun. Terima kasih atas partisipasi dari Anda yang menanggapi postingan ini ☺