Selamat datang di situs u-Lima Lima Kosong Blog! *Selamat hari Sabtu, selamat berakhir pekan!* -Rachmat Yuliardi- *Pahlawan itu kamu yang produktif berkarya dan optimis melihat masa depan* -Rachmat Yuliardi- *Menularkan kebiasaan baik itu mudah, yuk ajak keluarga kamu untuk beralih ke pasta gigi Systema Nano!* -Rachmat Yuliardi- *Menggunakan obat kumur membantu menghilangkan bakteri berbahaya dari mulut serta membantu mencegah pembentukan plak* -- *Rachmat Yuliardi: Latihan Fisik Penting Untuk Menjaga Konsentrasi*

Total Pengunjung

Senin, 11 Agustus 2014

Perlawanan Bersenjata yang Dilakukan Rakyat terhadap Penjajahan Jepang

Perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh rakyat diberbagai daerah, antara lain sebagai berikut.

1) Perlawanan Rakyat di Cot Pleing (10 November 1942)

Makam Tengku Abdul Jalil dan Masjid Cot Plieng
untu Foto Tengku Abdul Jalil sendiri tidak ditemukan di Google.com


Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil, seorang guru mengaji.
Perlawanan di Cot Pleing, Lhoseumawe, Aceh ini diawali dari serbuan Jepang terhadap masjid di Cot Pleing. Masjid terbakar dan pasukan Tengku Abdul Jalil banyak yang gugur. Akhirnya Tengku Abdul Jalil tewas ditembak oleh Jepang.


2) Perlawanan Rakyat di Pontianak (16 Oktober 1943)

Kisah Kepahlawanan Pang Suma yang Telah Dibukukan

Perlawanan ini dilakukan oleh suku Dayak di pedalaman serta kaum feodal di hutan-hutan. Latar belakang perlawanan ini karena mereka menderita akibat tindakan Jepang yang kejam. Tokoh perlawanan dari kaum ningrat yakni Utin Patimah atau Pangsuma.


3) Perlawanan Rakyat di Sukamanah, Singaparna, Jawa Barat (25 Februari 1944)
KH. Zaenal Mustofa


Jepang memaksa bangsa pribumi untuk melakukan seikerei yaitu membungkukkan badan ke arah Tokyo atau ada juga yang menyebutkan ke arah matahari terbit sebagai penghormatan terhadap Kaisar Jepang

Perlawanan ini dipimpin oleh KH. Zainal Mustafa, seorang pendiri pesantren Sukamanah. Perlawanan ini lebih bersifat keagamaan. KH. Zainal Mustafa tidak tahan lagi membiarkan penindasan dan pemerasan terhadap rakyat, serta pemaksaan terhadap agama yakni adanya upacara “Seikeirei” (menyembah terhadap Tenno Heika Kaisar Jepang). KH. Zainal Mustafa beserta 27 orang pengikutnya dihukum mati oleh Jepang tanggal 25 Oktober 1944.


4) Perlawanan Rakyat di Cidempet, Kecamatan Lohbener, Indramayu (30 Juli 1944)
Tugu Pahlawan di Indramayu dengan bentuk bambu runcing
Foto tokoh pahlawan dari Indramayu tidak ditemukan di Google.com

Perlawanan ini dipimpin oleh H. Madriyas, Darini, Surat, Tasiah dan H. Kartiwa. Perlawanan ini disebabkan oleh cara pengambilan padi milik rakyat yang dilakukan Jepang dengan kejam. Sehabis panen, padi langsung diangkut ke balai desa. Perlawanan rakyat dapat dipadamkan secara kejam dan para pemimpin perlawanan ditangkap oleh Jepang.


5) Perlawanan Rakyat di Irian Jaya

Perlawanan terjadi di beberapa daerah di Irian Jaya, antara lain sebagai berikut.
a) Perlawanan rakyat di Biak (1944)
Foto tokoh pahlawan L. Rumkorem tidak ditemukan di Google.com

Perlawanan ini dipimpin oleh L. Rumkorem, pimpinan Gerakan “Koreri” yang berpusat di Biak. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sebagai budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih. Akhirnya Jepang meninggalkan Pulau Biak.

b) Perlawanan rakyat di Pulau Yapen Selatan
Silas Papare
Gambar: wikipedia.org/Silas_Papare

Perlawanan ini dipimpin oleh Nimrod. Ketika Sekutu sudah mendekat maka memberi bantuan senjata kepada pejuang sehingga perlawanan semakin seru. Nimrod dihukum pancung oleh Jepang untuk menakut-nakuti rakyat. Tetapi rakyat tidak takut dan muncullah seorang pemimpin gerilya yakni Silas Papare.

c) Perlawanan rakyat di Tanah Besar, daratan Irian (Papua)

Foto tokoh pahlawan Simson tidak ditemukan di Google.com

Perlawanan ini dipimpin oleh Simson. Dalam perlawanan rakyat di Irian Jaya, terjadi hubungan kerja sama antara gerilyawan dengan pasukan penyusup Sekutu sehingga rakyat mendapatkan modal senjata dari Sekutu.


6. Perlawanan Bersenjata yang Dilakukan PETA

Perlawanan bersenjata dilakukan oleh pasukan PETA di berbagai daerah, antara lain sebagai berikut.

a) Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)


Syudanco Supriyadi pemimpin PETA Blitar

Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia.

Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.

b) Perlawanan PETA di Meureudu, Aceh (November 1944)

Foto tokoh pahlawan T. Hamid tidak ditemukan di Google.com

Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun T. Hamid. Latar belakang perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.

c) Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)

Foto tokoh pahlawan Budanco Kusaeri tidak ditemukan di Google.com

Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin regu (Bundanco) Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh Sekutu.


Sumber: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Budayakan komentar yang baik & santun. Terima kasih atas partisipasi dari Anda yang menanggapi postingan ini ☺